Montag, 26. März 2012

Bangkok

Grand Palace
25 Februari – 23 Maret 2005

Rencana ke Thailand ini udah dari jauh-jauh hari di booking. Eh pas Desember kita mendengar tsunami di Asia tenggara, termasuk Thailand. Kami sich hanya berharap di pulau lainnya tidak parah dan tetap ada turisnya.
Perjalanan kami Bangkok – Ko Samui – Ko Phangan – Ko Tao – Bangkok
Bangkok kalau di terjemahkan artinya desa di dalam perkebunan buah prem, sebenarnya Negara ini sekarang bahasa aslinya Krung Thep Mahanakhon atau lebih di singkat Krung Thep tapi tetap di sebut orang Bangkok.
Akhirnya tiba juga di Bangkok Bangkok International Airport (Don Mueang), 22 Kilometer bagian utara pusat kota (sampai dengan september 2006) Sekarang Suvarnabhumi International Airport, 30 kilometer bagian timur bangkok (update 2012). Pertama yang kami lakukan adalah ambil peta untuk nanti keliling Bangkok. Dari Airport kami naik taksi ke Khaosan Road 350THB. Khaosan Road (lihat website ini informasi Khaosan road) merupakan daerah untuk backpacker. Hotel di sana dari yang murah sampai yang mahal ada. Sekitar sini penuh dengan restaurant serta banyak pedagang yang menjual  souvernir, tapi sebaiknya tidak di sini belanja. Karena seperti biasa di mana penuh dengan turis tentu harganya agak mahal. Daerahnya kalau malam hiruk pikuk ramai dengan para pedagang makan di jalan serta penuh dengan turis yang mana hanya berkunjung ke daerah ini. Pada sore hari jalan di sini ditutup tidak dapat di lalui oleh kendaraan. Karena malamnya jalan ini terdapat bar jalanan atau boleh di bilang menjual minuman keras di jalanan dengan musik.

Di Bangkok kami menginap di D&Dinn Khaosan road 750 THB/malam ada AC, plus sarapan pagi. 
Enaknya itu dari Khaosan road kami bisa jalan-jalan keliling mengunjungi beberapa tempat bisa dengan jalan kaki atau naik bus air dari stasiun bus air Phra Arthit yang tidak jauh dari khaosan road atau bisa juga naik bus dari alun-alun Sanam Luang.

Tempat yang bisa di kunjungi dengan jalan kaki dari Khaosan road :
Wat Phra Kaew (Vihara)
Ini merupakan salah satu Wat yang terkenal dari Thailand yang merupakan Patung Budha dari batu Emerald, tapi sebenarnya dari batu giok

Grand Palace, tiket masuk 250THB. Harga tiket ini termasuk juga tiket masuk ke Vimarnmek Palace. Kita harus berpakaian sopan dan biasanya tidak di ijinkan masuk kalau kita pakai sandal. Kalau kita pakai celana pendek, kita bisa sewa kain sebelum masuk ke komplek grand palace.

Dengan naik bus air dari Phra Arthit :
Wat Po, bus air  Phra Arthit – Wat Po 6THB. Tiket masuk 20 THB, tapi aku sempat juga di kira orang Thailand. Kalau orang Thailand, mereka tidak perlu bayar untuk masuk ke vihara. Di dalam Tempel ini kami melihat patung Budha yang sedang berbaring yang terbuat dari emas. Panjangnya 45m dan tinggi 15 m. Pada kaki patung Budha terdapat 108 simbol yang mana dapat di lihat penerangan dari Budha. Sayangnya kita tidak bisa ambil gambar yang bagus untuk patung Budha ini.

Wat Arun, bus air Wat Po – Wat Arun 2THB. Tiket masuk 20THB, seperti biasa di kira orang Thailand dan dibilang tidak perlu bayar. Tapi aku bilang orang indo. Jadi bayar tuch he…he…  Arti dari pagoda ini adalah Tempel terbitnya matahari. Dinamakan begitu karena ketika itu raja Taksin di pagi hari datang untuk meresmikan temple ini, sinarnya terbit matahari menyinari temple ini. Pagoda ini dilapisi dengan keramik dari china yang mana sinar matahari memantulkan cahayanya dengan sangat indah pada pagoda ini. Tinggi Pagoda ini 74 m dengan sempit dan tingginya tangga yang menuju ke atas.

Chinatown, bus air Wat Po – Tha Song Wat 8THB. Nach di sini kami bisa keliling belanja seperti di Jakarta gitu. Seperti di daerah Glodok kota atau pasar pagi. Barangnya boleh di bilang murah-murah dan penuh juga dengan restaurant kaki lima.
Dari Chinatown kami balik ke Phra Arthit naik bus air lagi 6THB

Kami mengujungi Istana Vimarnmek dengan menaiki bus dari Sanam luang. Hanya saja kami lupa nomor busnya. Seingatku gampang tinggal Tanya saja tidak terlalu mahal dan nyaman karena ber AC. Istana Vimarnmek terbuat dari kayu jati. Kami tidak boleh membawa masuk tas kami. Kami harus menyimpan tas di tempat penyimpanan yang harus kami bayar. Kami boleh memotret di dalam istana tersebut. Di dalam istana tersebut banyak sekali koleksi kerajaan waktu berkunjung keluar negeri. Seperti Keramik dari Negara China, Eropa. Kami dapat melihat juga mesin ketik, kamar mandi raja, serta lainnya. Pokoknya bagus dech. Kalau kami sudah mengunjungi Grand Palace, lalu mengunjungi Istana ini gratis.

Bagi yang ingin naik tuk-tuk mengelilingi Bangkok sebaiknya hati-hati. Karena biasanya pengemudi tuk-tuk ini berkerjasama denga para toko seperti penjual emas, penjahit pakaian dan lainnya. Biasanya mereka menawarkan kami untuk berkunjung ke sana karena mereka mendapat komisi dari toko tersebut. Atau kalau kami cerita kalau kami akan berkunjung ke Phuket atau ke pulau lainnya, lalu mereka menanyakan apakah kami sudah ada tiket atau hotel di sana. Kalau belum mereka akan mengajak kita ke travel agent yang tidak benar.

Ini merupakan pengalaman kami :
Waktu itu karena kami akan ke Koh Samui, tapi karena belum punya hotel di sana. Pada mulanya kami berinisiatif untuk langsung booking di koh Samui. Berhubung waktu itu bulan Desember Tsunami dan Februari berlibur ke Thailand. Kami pikir mungkin hotel di Koh Samui bisa saja penuh dari turis yang sebenarnya mau berlibur ke Phuket lalu pindah ke Koh Samui. Akhirnya kami putuskan untuk beli voucher hotel di salah satu travel agent yang ada di Bangkok yang di antar oleh pengemudi tuk tuk yang mengantar kami keliling beberapa tempat di Bangkok. Ternyata waktu kami di Koh Samui terdapat masalah. Untungnya itu kami balik lagi ke Bangkok dan mengurus kembali. Kami sebenarnya tidak terlalu hafal tempatnya tapi kami beruntung berhasil menemukan itu travel agent yang agak susah juga mencari alamatnya tapi kami berinisiatif untuk naik tuk tuk minta di antar ke tempat ini. Ternyata itu abang tuk tuk tahu travel agent tapi takut untuk mengantar kami karena dia juga sering mengantar turis ke sana. Untungnya itu abang tuk tuk mau mengantar, kami bilang dia bahwa kami mau urus sesuatu dan suruh dia tunggu di luar dan nanti antar balik lagi ke khaosan road. Aku udah emosi banget di tipu seperti itu, suamiku itu sabar banget bicara dengan orang travel yang tadinya tidak mau mengembalikan uang kami. Kami bilang kalau tidak kami akan ke Polisi special untuk para turis yang mempunyai masalah. Akhirnya mereka membayar kembali uang kelebihan yang kami bayar. Mereka tidak ingin berurusan dengan polisi turis. Hotel yang kami tinggal di koh Samui harganya, lebih murah kalau kami booking di sana dan tidak sesuai hotel yang mereka janjikan. Untung saja semua berjalan dengan baik. Kalau tidak liburan kami jadi tidak menyenangkan. Oya, semua voucher hotel itu kami fotokopi 2 kali untuk bukti pengurusan kembali uang kami. Karena kalau tidak 2 kali bisa saja orang travel itu ambil itu bukti dan tidak mengembalikan uang, lalu kami tidak punya bukti lagi kalau ada masalah untuk urus ke polisi.

Oleh karena itu kalau kami berlibur di Koh Samui tidak usah takut di sana banyak sekali hotel untuk para backpacker yang murah dan bersih.

Bhv, 2006
Fl,
bersambung ke berikutnya....

Keine Kommentare:

Kommentar veröffentlichen